Kolaborasi Global: PLN Indonesia Power Akselerasi Transisi Energi Menuju NZE 2060

Selasa, 01 Oktober 2024 | 18:33:52 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dengan terobosan strategis di ajang Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024. PLN IP berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan global, seperti ACWA Power, Pupuk Indonesia, dan PLN Energi Primer Indonesia, untuk pengembangan proyek Green Hydrogen terintegrasi. Selain itu, PLN IP bersama Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI) Corporation turut mengembangkan program ammonia cofiring. Kolaborasi ini bertujuan mengoptimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyampaikan bahwa PLN Indonesia Power telah melakukan berbagai terobosan untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target NZE 2060. Strategi ini mencakup pengembangan EBT dan penerapan inovasi yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon.

“PLN Indonesia Power berkomitmen untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan dari sektor kelistrikan. Bahkan, kami juga berfokus pada pengurangan emisi di sektor transportasi melalui pengembangan ekosistem hidrogen,” ujar Edwin.

Edwin melanjutkan, untuk mendorong pengembangan EBT dan inovasi penurunan emisi, PLN Indonesia Power bekerja sama dengan mitra global seperti ACWA Power dan IHI Corporation. Kedua perusahaan tersebut merupakan mitra strategis PLN IP dalam mengembangkan potensi EBT di Indonesia.

PLN IP, bersama ACWA Power, Pupuk Indonesia, dan PLN Energi Primer Indonesia, menginisiasi Garuda Hydrogen Project. Proyek ini ditargetkan menghasilkan Green Hydrogen yang bersumber dari pembangkit EBT, yang nantinya akan mencapai produksi sebesar 15 KTPA. Green Hydrogen ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap peningkatan penggunaan energi hijau di berbagai sektor industri.

“Green Hydrogen adalah salah satu solusi beyond kWh yang kami kembangkan untuk mendukung transformasi pembangkit menuju energi bersih dan ramah lingkungan. Kami optimis bahwa potensi ini akan terus berkembang,” jelas Edwin.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menambahkan bahwa Green Hydrogen berperan sebagai bahan baku utama dalam produksi amonia hijau yang akan digunakan Pupuk Indonesia untuk produksi pupuk urea dan NPK. Hal ini akan memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku industri pupuk nasional serta berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional.

“Selain memastikan kelancaran produksi, langkah ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan baku yang tidak terbarukan seperti gas alam, yang lambat laun akan habis. Menggantinya dengan Green Hydrogen memberikan keberlanjutan bagi industri pupuk dan mendukung ketahanan pangan nasional,” jelas Rahmad.

Senada dengan Rahmad, Vice President South & South East Asia of ACWA Power, Salman Baray, menyatakan bahwa kerja sama dengan PLN Indonesia Power merupakan langkah strategis dalam memanfaatkan Green Hydrogen sebagai bahan baku industri rendah emisi dan mendukung pencapaian NZE.

“Kami sangat optimis bahwa kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan emisi karbon dan mengatasi tantangan perubahan iklim,” ujar Salman.

Di sisi lain, PLN Indonesia Power juga menggandeng IHI Corporation untuk technology adjustment pada boiler di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan, yang mendukung program ammonia cofiring sebagai salah satu green booster dalam akselerasi transisi energi.

“Melalui modifikasi burner dan vaporizer pada boiler PLTU Labuan, PLN Indonesia Power dan IHI Corporation berharap dapat menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” terang Edwin.

Chief Representative Indonesia Business Development Headquarters IHI Corporation, Souichi Nakajima, menyambut baik kerja sama ini dan berkomitmen fokus pada pengembangan teknologi energi hijau yang inovatif.

“Kami bangga dapat bermitra dengan PLN Indonesia Power dalam pengembangan cofiring green ammonia untuk mencapai netralitas karbon, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia,” kata Souichi Nakajima.

Halaman :

Terkini