PLN Indonesia Power dan Cofiring di PLTU Jeranjang: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lombok

Senin, 09 September 2024 | 14:53:22 WIB

PLN Indonesia Power (PLN IP) telah berhasil menerapkan program cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang, yang memberikan manfaat ganda. Selain mendukung transisi energi hijau di Indonesia, program ini juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari aspek finansial dan sosial, sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs).

Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB, Sahdan, mengungkapkan bahwa penerapan cofiring dengan menggunakan biomassa sawdust di PLTU Jeranjang memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan sosial, serta mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan target Net Zero Emission 2050 di NTB.

"Program cofiring ini berkontribusi pada pengembangan EBT dan green energy, dan kami berkomitmen untuk mencapainya di NTB pada tahun 2050," ujar Sahdan.

Selain itu, penggunaan biomassa di PLTU Jeranjang juga diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata dengan menyediakan energi yang ramah lingkungan dan minim emisi, sehingga menarik lebih banyak wisatawan ke NTB, khususnya Lombok.

"Manfaat dari cofiring sangat luas. Selain menjadi energi hijau untuk transisi, program ini juga memberikan keuntungan bagi masyarakat," tambah Sahdan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa biomassa sawdust merupakan salah satu alternatif pengganti batubara. Ini adalah bagian dari komitmen PLN dalam transisi energi di Indonesia dan mendukung pencapaian Net Zero Emission pada tahun 2060. Program cofiring biomassa juga merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia.

"Penggunaan biomassa pada unit pembangkitan ini membantu mengurangi emisi di sektor kelistrikan, mendukung PLN IP dalam upaya mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060," kata Edwin.

Manager Unit PLN Indonesia Power UBP Jeranjang, Yunisetya Ariwibawa, menjelaskan bahwa PLTU Jeranjang memanfaatkan berbagai jenis limbah untuk biomassa, seperti hasil olahan sampah, serbuk kayu, woodchip, dan Limbah Racik Uang Kertas (LURK). Total konsumsi biomassa di PLTU Jeranjang dari awal tahun hingga Agustus 2024 mencapai 15.796 ton.

Penggunaan limbah dalam program cofiring memberikan dampak positif ganda bagi masyarakat dan lingkungan. Mansyur, koordinator penyedia biomassa sawdust, menjelaskan bahwa PLN IP memberdayakan masyarakat setempat untuk menyediakan biomassa dari Lombok.

"Kami mengumpulkan biomassa sawdust dari seluruh Pulau Lombok, dengan total ratusan ton setiap hari. Ini meningkatkan pendapatan masyarakat dari Rp 50 ribu menjadi Rp 100 hingga 150 ribu per hari," kata Mansyur.

Mansyur dan timnya memiliki target untuk menyediakan 3 ribu ton sawdust dalam setahun, melibatkan sekitar 50 orang. Selain itu, pengrajin kayu juga mendapatkan keuntungan dari program ini, karena serbuk kayu yang sebelumnya merupakan limbah kini memiliki nilai ekonomi.

"Kerja sama dengan pengolah kayu di Lombok memberikan nilai tambah pada serbuk kayu. Kalori dari bahan kayu ini juga cukup baik," tambah Mansyur.

Untuk berita terbaru dan informasi lainnya tentang PLN Indonesia Power, kunjungi portal www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini