Realisasi dan Tantangan Cofiring Biomassa oleh PLN Indonesia Power: Tinjauan dari Direktur Operasi Pembangkit Batubara

Sabtu, 18 Mei 2024 | 19:28:29 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) secara aktif memperbaiki penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara dalam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) melalui konsep cofiring. Seiring dengan upaya ini, PLN Indonesia Power juga fokus pada peningkatan produksi biomassa dengan mengoptimalkan potensi Hutan Tanaman Energi (HTE) dan menjalin kemitraan dengan Kelompok Tani Hutan (KTH).

Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), menyoroti peran Kemenko Marves dalam mendorong keluarnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 12 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa sebagai Campuran Bahan Bakar pada PLTU. Langkah ini disampaikan pada Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim ke-28 di Dubai pada Desember lalu.

"Inisiatif ini mencerminkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengarahkan industri dari ketergantungan pada batu bara menuju energi terbarukan," ungkap Nani.

Penggunaan biomassa kayu dalam transisi energi harus didukung oleh serangkaian upaya pemberdayaan, penyebarluasan informasi, dan advokasi kebijakan, serta upaya untuk memastikan bahwa produk biomassa kayu berasal dari sumber yang berkelanjutan.

Sebagai Subholding Pembangkitan PLN, PLN Indonesia Power telah mengembangkan rantai pasokan biomassa kayu. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyebut bahwa PLN Indonesia Power telah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk program pemberdayaan masyarakat dengan penanaman Hutan Tanaman Energi (HTE).

"Dalam kerangka program HTE ini, PLN IP telah berkolaborasi dengan gabungan Kelompok Tani Hutan di wilayah Banten dan Kabupaten Cilacap, serta bekerja sama dengan petani lokal dalam pengelolaan lahan pembangkit," jelas Edwin.

PLN Indonesia Power terus mengeksplorasi potensi HTE sebagai bagian dari dukungan korporatif terhadap percepatan transisi energi di Indonesia. PLN Indonesia Power juga telah berinisiatif menjalin kemitraan dengan kelompok tani hutan di berbagai daerah, mengakibatkan pengembangan 2253 hektar lahan dari 57 kelompok tani hutan.

Edwin menambahkan bahwa Banten menjadi salah satu fokus pengembangan HTE. Melalui anak perusahaannya, PT Artha Daya Coalindo, PLN Indonesia Power bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan untuk mengelola lahan hutan rakyat dengan pendekatan agroforestri di sekitar area PLTU Banten, melibatkan 1.313 hektar lahan dengan 19 KTH.

Di sisi lain, Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, Hanafi Nur Rifai, mengumumkan bahwa PLN IP telah menerapkan cofiring pada 18 unit PLTU. Produksi energi hijau total pada tahun 2023 mencapai 496.642 GWh, dengan realisasi hingga 11 Maret 2024 sebesar 112.951 MWh. PLN Indonesia Power sedang secara bertahap meningkatkan penggunaan cofiring, berhasil melakukan uji coba 100% pada 4 unit PLTU: PLTU Sintang, PLTU Sanggau, PLTU Tanjung Balai Karimun, dan PLTU Barru.

"Dalam mendukung program cofiring, PLN Indonesia Power terus meningkatkan infrastruktur pendukung cofiring biomassa di semua unit PLTU, salah satunya melalui pengembangan HTE untuk memastikan kelangsungan pasokan biomassa," ungkap Hanafi.

Terkini